PUTRA, SULTHAN NAZIB PRATAMA and Halim, Abdul (2025) SIKAP PETANI MILENIAL TERHADAP PENGEMBANGAN PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG, PROVINSI JAWA BARAT. Diploma thesis, Institut Pemerintahan Dalam Negeri.
![]() |
Text
rev_32.0401_Sulthan Nazib Pratama Putra_Repository.pdf Download (565kB) |
Abstract
ABSTRACT Problem/Background (GAP): The development of environmentally friendly agriculture has become a key focus within the paradigm of sustainable development. However, conventional farming practices are still widely used by farmers, relying heavily on chemical pesticides and synthetic fertilizers, which cause various negative environmental impacts. Millennial farmers, as a young generation who are active and adaptive to digital technology, hold a strategic role in realizing environmentally friendly agriculture. Purpose: This study aims to analyze the attitudes of millennial farmers toward the development of environmentally friendly agriculture in the city of Bandung. Methods: This research uses a mixed method sequential explanatory approach. A total of 67 respondents were selected to complete questionnaires, and 6 informants were interviewed to enrich the analysis. Quantitative descriptive analysis was conducted using Spearman Rank correlation and Mann Whitney tests through IBM SPSS Statistics 27. Qualitative analysis was carried out using triangulation. Results/Findings: The results show that the attitude-forming factors, namely personal experience and emotional factors, have a highly significant relationship with millennial farmers' attitudes toward the development of environmentally friendly agriculture in Bandung. Meanwhile, the influence of significant others, educational and religious institutions, as well as mass media exposure, have no significant relationship. Most millennial farmers expressed disagreement with the development of environmentally friendly agriculture. Therefore, efforts such as socialization, assistance, and effective dissemination of information from all relevant stakeholders are needed to enhance millennial farmers' understanding of environmentally friendly agricultural development. Conclusion: This study reveals that most millennial farmers in Bandung have not yet supported the development of environmentally friendly agriculture. The most influential factors are personal experience and emotional aspects, while social and institutional influences are not significant. Efforts such as socialization, mentoring, and effective information dissemination are necessary to improve the awareness and engagement of millennial farmers in environmentally friendly agricultural practices. Keyword: Eco-Friendly Agriculture Development, Millennial Farmers, Farmer Attitudes, Sustainable Agriculture, Maintaining Food Security ABSTRAK Permasalahan/ Latar Belakang(GAP): Sektor Pengembangan pertanian ramah lingkungan menjadi fokus utama dalam paradigma pembangunan keberlanjutan. Pertanian konvensional masih marak digunakan oleh para petani dengan mengandalkan penggunaan pestisida kimia dan pupuk sintetis menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap lingkungan. Petani milenial, sebagai generasi muda yang aktif serta adaptif terhadap tekonologi digital, memiliki peran strategis dalam mewujudkan pertanian ramah lingkungan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sikap petani milenial terhadap pengembangan pertanian ramah lingkungan di Kota Bandung. Metode: Dengan pendekatan mixed method sequential explanatory. Sebanyak 67 responden diambil untuk pengisian kuesioner dan 6 orang informan diwawancarai untuk memperkaya analisis penelitian. Analisis deskriptif kuantitatif menggunakan korelasi Rank Spearman, dan uji beda Mann Whitney melalui IBM SPSS Statistics 27. Analisis kualitatif dilakukan dengan triangulasi. Hasil/Temuan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pembentuk sikap, masing-masing berturut-turut: pengalaman pribadi, dan faktor emosional memiliki hubungan sangat signifikan, sedangkan pengaruh orang lain yang dianggap penting, lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta terpaan media massa memiliki hubungan tidak signifikan dengan sikap petani milenial terhadap pengembangan pertanian ramah lingkungan di Kota Bandung. Kebanyakan petani milenial menyatakan sikap tidak setuju terhadap pengembangan pertanian ramah lingkungan. Perlu upaya sosialisasi, pendampingan, serta penyebaran informasi yang efektif dari seluruh stakeholder terkait agar pemahaman petani milenial terhadap pengembangan pertanian ramah lingkungan bisa meningkat. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar petani milenial di Kota Bandung memiliki sikap yang belum mendukung terhadap pengembangan pertanian ramah lingkungan. Faktor yang paling berpengaruh adalah pengalaman pribadi dan faktor emosional, sementara pengaruh sosial dan institusional tidak signifikan. Diperlukan upaya sosialisasi, pendampingan, dan penyebaran informasi yang lebih efektif untuk meningkatkan pemahaman dan keterlibatan petani milenial dalam praktik pertanian ramah lingkungan. ata Kunci: Pengembangan Pertanian Ramah Lingkungan, Petani Milenial, Sikap Petani, Pertanian Berkelanjutan, Menjaga Ketahanan Pangan
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Campus > IPDN Kampus Jatinangor |
Depositing User: | Pembangunan Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat FPP |
Date Deposited: | 10 Jun 2025 02:26 |
Last Modified: | 10 Jun 2025 02:26 |
URI: | http://eprints.ipdn.ac.id/id/eprint/24135 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |