Implementasi Kebijakan Penanggulangan Stunting Di Kecamatan Nita Kabupaten Sikka

Richardus, Fidelia Inexcelsis In and Sulistiyo, Heru (2024) Implementasi Kebijakan Penanggulangan Stunting Di Kecamatan Nita Kabupaten Sikka. Other thesis, IPDN.

[img]
Preview
Text
Fidelia Inexcelsis In Richardus_31.0780_Implementasi Kebijakan Penanggulangan Stunting Di Kecamatan Nita Kabupaten Sikka.pdf

Download (505kB) | Preview

Abstract

ABSTRACT Problem Statement/Background (GAP): Basic Health Research in 2018 released epidemiological data stating that in Southeast Asia 14.4 million infants are stunted, and in 2022 Indonesia ranks 2nd highest globally with the highest stunting prevalence rate in Asia. Stunting is a condition where a baby's height and weight do not match the age criteria based on indicators set by WHO and place NTT as the province with the highest stunting rate in 2022. Based on data reported by e-PPGBM, Sikka Regency is one of the priority areas in stunting reduction in NTT due to the trend of stunting prevalence which increased by 1.5% from the previous year and Nita District became a District with a regular increase in stunting rates over the last 3 year. Purpose: This study aims to know the Implementation of Stunting Prevention Policies in Nita Subdistrict, Sikka Regency. Method: In this study, the author used qualitative research methods through data collection techniques, namely interviews, observations and documentation. Result: Through implementation theory according to George Edward III which is divided into 4 dimensions, namely Communication, Resources, Disposition and Bureaucratic Structure, the author sees how the implementation of Sikka Regent Regulation Number 19 of 2019 concerning Stunting mitigation in the Regions runs. There are 3 indicators in the dimension of policy implementation that show that stunting reduction policies Nita District is said to be successful, namely seen from inter-sectoral cooperation and the use of village funds for the allocation of stunting funds and the existence of binding rules/laws. Conclusion: Cross-sectoral cooperation is one of the important roles in the success of stunting reduction policies in Nita District, Sikka Regency so that based on the results and discussions the implementation of stunting reduction policies goes well, implemented in accordance with procedures even though mutual participation from target communities is still very minimal. Keywords: Stunting, nutritional status, PMT. ABSTRAK Permasalahan/Latar Belakang: Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018 mengeluarkan data epidemiologi yang menyatakan bahwa di Asia Tenggara 14,4 juta bayi mengalami stunting, dan pada tahun 2022 Indonesia menempati urutan ke 2 tertinggi secara global dengan angka prevalensi stunting tertinggi se-Asia. Stunting adalah suatu kondisi dimana tinggi badan dan berat badan bayi tidak sesuai dengan kriteria umur berdasarkan indikator yang ditetapkan dari WHO dan menempatkan NTT menjadi provinsi dengan angka stunting tertinggi tahun 2022. Berdasarkan data yang dilaporkan e-PPGBM, Kabupaten Sikka menjadi salah satu daerah prioritas dalam penanggulangan stunting di NTT disebabkan tren prevalensi stunting yang naik sebesar 1,5 % dari tahun sebelumnya dan Kecamatan Nita menjadi Kecamatan dengan kenaikan angka stunting secara berkala selama 3 tahun terakhir. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengimplementasian kebijakan penanggulangan stunting di Kecamatan Nita Kabupaten Sikka. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif melalui teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil/Temuan: Melalui teori implementasi menurut George Edward III yang terbagi menjadi 4 dimensi yaitu Komunikasi, Sumber Daya, Disposisi dan Struktur Birokrasi penulis melihat bagaimana implementasi Peraturan Bupati Sikka Nomor 19 Tahun 2019 tentang penanggulangan Stunting di Daerah berjalan. Terdapat 3 indikator dalam dimensi implementasi kebijakan yang menunjukkan bahwa kebijakan penanggulangan stunting yang dilaksanakan di Kecamatan Nita dikatakan berhasil yaitu dilihat dari kerja sama antar lintas sektor dan penggunaan dana desa untuk alokasi dana stunting serta adanya aturan/ hukum yang mengikat. Kesimpulan: Kerja sama antar lintas sektor merupakan salah satu peran penting dalam keberhasilan kebijakan penanggulangan stunting di Kecamatan Nita Kabupaten Sikka sehingga berdasarkan hasil dan pembahasan implementasi kebijakan penanggulangan stunting berjalan baik, dilaksanakan sesuai dengan prosedur walaupun partisipasi timbal balik dari masyarakat target sasaran masih sangat minim. Kata Kunci : Stunting, status gizi, PMT.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: J Political Science > JA Political science (General)
Divisions: Campus > IPDN Kampus Jatinangor
Depositing User: Kebijakan Pemerintahan FPP
Date Deposited: 16 Jul 2024 07:29
Last Modified: 16 Jul 2024 07:29
URI: http://eprints.ipdn.ac.id/id/eprint/19849

Actions (login required)

View Item View Item