Pemberdayaan Pokdarwis Dalam Pengelolaan Destinasi Wisata Budaya Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau

Nugraha, Muhammad Rizki Hadiputra and Abdurohim, Abdurohim (2024) Pemberdayaan Pokdarwis Dalam Pengelolaan Destinasi Wisata Budaya Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau. Other thesis, IPDN.

[img]
Preview
Text
MUHAMMAD RIZKI HADIPUTRA NUGRAHA_31.0180_PEMBERDAYAAN POKDARWIS DALAM PENGELOLAAN DESTINASI WISATA BUDAYA UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN OLEH DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU.pdf

Download (253kB) | Preview

Abstract

ABSTRACT Problem Statement/Background (GAP): Tanjungpinang, with its diverse cultural heritage, has significant potential for cultural tourism managed by the Community-Based Tourism Group (Pokdarwis) under the guidance of the Department of Culture and Tourism. Pulau Penyengat and Lorong Bintan are examples of successful community empowerment by Pokdarwis. Further empowerment by the relevant department is crucial to enhance awareness and tourism potential in various areas. Purpose: The purpose of this research is to understand and analyze how Pokdarwis has been implemented, the factors that hinder and support it, and the efforts made by the Department of Culture and Tourism of Tanjungpinang City. Method: The research method used is a descriptive qualitative study, employing data collection techniques including interviews, observations, and documentation. Result: From the research conducted by the author, it can be explained that the community empowerment by Pokdarwis in the management of cultural tourism destinations to increase tourist visits by the Department of Culture and Tourism of Tanjungpinang City has been good. The factors hindering the increase in the number of tourists are the lack of competence among human resources, as well as insufficient promotion and the organization of tourism events in Tanjungpinang City. The efforts made by the Department of Culture and Tourism of Tanjungpinang City include conducting training related to public service and the continuous and sustainable management of the tourism sector, as well as improving the quality of tourism product marketing. Conclusion: Based on the research conducted by the author at the Department of Culture and Tourism of Tanjungpinang City, it can be concluded that the community empowerment by Pokdarwis in the management of cultural tourism destinations to increase tourist visits by the Department of Culture and Tourism of Tanjungpinang City can be evaluated based on six dimensions of the A.C.T.O.R.S. theory. So far, the process of empowering Pokdarwis to increase tourist visits has been running well, although some obstacles have been found. However, the Department of Culture and Tourism of Tanjungpinang City has taken various efforts to address these issues. Therefore, in the future, the empowerment of Pokdarwis can be more targeted based on the obstacles found through analysis using the A.C.T.O.R.S. theory. Keywords: Empowerment; Pokdarwis; Department of Culture and Tourism ABSTRAK Permasalahan/Latar Belakang (GAP): Kota Tanjungpinang dengan beraneka ragam kebudayaannya memiliki potensi besar dalam wisata budaya yang dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di bawah bimbingan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Pulau Penyengat dan Lorong Bintan adalah contoh sukses dari pemberdayaan oleh Pokdarwis. Pentingnya pemberdayaan lebih lanjut oleh Dinas terkait untuk meningkatkan kesadaran dan potensi wisata di berbagai area. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pemberdayaan Pokdarwis telah berjalan, faktor yang menghambat serta mendukung, dan juga upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif dan dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil/Temuan: Dari penelitian yang penulis lakukan dapat dijelaskan bahwa Pemberdayaan Pokdarwis Dalam Pengelolaan Destinasi Wisata Budaya Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Tanjungpinang sudah baik. Faktor penghambat dalam peningkatan jumlah wisatawan adalah masih kurangnya kompetensi sdm, serta kurangnya promosi dan penyelenggaraan event wisata di Kota Tanjungpinang dan upaya yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang adalah mengadakan pelatihan terkait pelayanan publik juga pengelolaan sektor pariwisata secara berkesinambungan dan berkelanjutan, serta melakukan peningkatan kualitas pemasaran produk pariwisata. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis laksanakan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang dapat ditarik kesimpulan bahwa Pemberdayaan Pokdarwis Dalam Pengelolaan Destinasi Wisata Budaya Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Tanjungpinang dapat dinilai berdasarkan keenam dimensi pada teori A.C.T.O.R.S. Sejauh ini proses pemberdayaan pokdarwis dalam meningkatkan kunjungan wisatawan sudah berjalan dengan baik walau ditemukan beberapa hambatan. Namun, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang memiliki berbagai upaya dalam mengatasi hal tersebut. Sehingga nantinya pemberdayaan pokdarwis dapat lebih terarah sesuai dengan hambatan yang ditemukan berdasarkan analisis menggunakan teori A.C.T.O.R.S. Kata kunci: Pemberdayaan; Pokdarwis; Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ABSTRACT Problem Statement/Background (GAP): Tanjungpinang, with its diverse cultural heritage, has significant potential for cultural tourism managed by the Community-Based Tourism Group (Pokdarwis) under the guidance of the Department of Culture and Tourism. Pulau Penyengat and Lorong Bintan are examples of successful community empowerment by Pokdarwis. Further empowerment by the relevant department is crucial to enhance awareness and tourism potential in various areas. Purpose: The purpose of this research is to understand and analyze how Pokdarwis has been implemented, the factors that hinder and support it, and the efforts made by the Department of Culture and Tourism of Tanjungpinang City. Method: The research method used is a descriptive qualitative study, employing data collection techniques including interviews, observations, and documentation. Result: From the research conducted by the author, it can be explained that the community empowerment by Pokdarwis in the management of cultural tourism destinations to increase tourist visits by the Department of Culture and Tourism of Tanjungpinang City has been good. The factors hindering the increase in the number of tourists are the lack of competence among human resources, as well as insufficient promotion and the organization of tourism events in Tanjungpinang City. The efforts made by the Department of Culture and Tourism of Tanjungpinang City include conducting training related to public service and the continuous and sustainable management of the tourism sector, as well as improving the quality of tourism product marketing. Conclusion: Based on the research conducted by the author at the Department of Culture and Tourism of Tanjungpinang City, it can be concluded that the community empowerment by Pokdarwis in the management of cultural tourism destinations to increase tourist visits by the Department of Culture and Tourism of Tanjungpinang City can be evaluated based on six dimensions of the A.C.T.O.R.S. theory. So far, the process of empowering Pokdarwis to increase tourist visits has been running well, although some obstacles have been found. However, the Department of Culture and Tourism of Tanjungpinang City has taken various efforts to address these issues. Therefore, in the future, the empowerment of Pokdarwis can be more targeted based on the obstacles found through analysis using the A.C.T.O.R.S. theory. Keywords: Empowerment; Pokdarwis; Department of Culture and Tourism ABSTRAK Permasalahan/Latar Belakang (GAP): Kota Tanjungpinang dengan beraneka ragam kebudayaannya memiliki potensi besar dalam wisata budaya yang dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di bawah bimbingan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Pulau Penyengat dan Lorong Bintan adalah contoh sukses dari pemberdayaan oleh Pokdarwis. Pentingnya pemberdayaan lebih lanjut oleh Dinas terkait untuk meningkatkan kesadaran dan potensi wisata di berbagai area. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pemberdayaan Pokdarwis telah berjalan, faktor yang menghambat serta mendukung, dan juga upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif dan dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil/Temuan: Dari penelitian yang penulis lakukan dapat dijelaskan bahwa Pemberdayaan Pokdarwis Dalam Pengelolaan Destinasi Wisata Budaya Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Tanjungpinang sudah baik. Faktor penghambat dalam peningkatan jumlah wisatawan adalah masih kurangnya kompetensi sdm, serta kurangnya promosi dan penyelenggaraan event wisata di Kota Tanjungpinang dan upaya yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang adalah mengadakan pelatihan terkait pelayanan publik juga pengelolaan sektor pariwisata secara berkesinambungan dan berkelanjutan, serta melakukan peningkatan kualitas pemasaran produk pariwisata. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis laksanakan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang dapat ditarik kesimpulan bahwa Pemberdayaan Pokdarwis Dalam Pengelolaan Destinasi Wisata Budaya Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Tanjungpinang dapat dinilai berdasarkan keenam dimensi pada teori A.C.T.O.R.S. Sejauh ini proses pemberdayaan pokdarwis dalam meningkatkan kunjungan wisatawan sudah berjalan dengan baik walau ditemukan beberapa hambatan. Namun, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang memiliki berbagai upaya dalam mengatasi hal tersebut. Sehingga nantinya pemberdayaan pokdarwis dapat lebih terarah sesuai dengan hambatan yang ditemukan berdasarkan analisis menggunakan teori A.C.T.O.R.S. Kata kunci: Pemberdayaan; Pokdarwis; Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions: Faculty of Politics and Government > Community Economic and Rural Development
Depositing User: Pembangunan Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat FPP
Date Deposited: 15 Jul 2024 00:06
Last Modified: 15 Jul 2024 00:06
URI: http://eprints.ipdn.ac.id/id/eprint/19680

Actions (login required)

View Item View Item