Sinalaren, Jhon Moristo and Madjid, Udaya (2025) PERAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DALAM PENERBITAN AKTA PERKAWINAN BAGI PASANGAN BAKU BAWA DI KABUPATEN SARMI PROVINSI PAPUA. Diploma thesis, IPDN.
|
Text
REPOSITORY JHON MORISTO.pdf Download (486kB) | Preview |
Abstract
ABSTRACT Problem Statement/Background (GAP): The phenomenon of unregistered marriages, locally known as "Baku Bawa" in Sarmi Regency, Papua Province, has created significant administrative challenges. Despite the existence of regulations mandating marriage registration, 45% of couples in Sarmi Regency still practice Baku Bawa, creating a substantial gap between legal requirements and social reality. This poses implications for civil rights protection, legal certainty, and access to public services. Purpose: This study aims to analyze the role of the Department of Population and Civil Registration (Disdukcapil) in issuing marriage certificates for Baku Bawa couple.. Method: This study examines the role of Sarmi Regency's Population and Civil Registration Office (Disdukcapil) in issuing marriage certificates for Baku Bawa couples using a descriptive qualitative approach. Key informants include the Head of Disdukcapil, the Head of Civil Registration Services, religious leaders, and traditional leaders, selected for their in-depth knowledge and active involvement in the issue. The research was conducted in Sarmi Regency over 20 days, from January 6 to January 25, 2025, using data collection methods such as in-depth interviews, field observations, and document analysis. Findings indicate that Disdukcapil implements proactive service strategies, integrated socialization, and mass marriage facilitation, despite facing geographical challenges and low public awareness. Data was analyzed using Miles, Huberman, and Saldana's interactive model (2014). Result: The study revealed that Disdukcapil Sarmi has implemented various innovative programs to increase marriage certificate ownership, including proactive services through mobile registration, integrative socialization with multi-sector approaches, mass marriage facilitation, cultural approaches in policy development, and capacity building for registration officers. However, these efforts face significant challenges including geographical constraints, limited human resources, permissive social norms, lack of understanding about the importance of marriage registration, and high population mobility. The practice of Baku Bawa significantly impacts marriage certificate ownership, with only 17.6% of couples aged 15-20 years possessing marriage certificates, compared to 80% for those above 40 years old. Conclusion: Disdukcapil Sarmi Regency plays a significant role in issuing marriage certificates for Baku Bawa couples through administrative, educational, and facilitative dimensions. However, addressing the multiple constraints requires a comprehensive approach that considers not only administrative aspects but also social, economic, and cultural dimensions. Strengthening institutional capacity, developing adaptive service strategies, and enhancing education and socialization programs are crucial for increasing marriage certificate ownership among Baku Bawa couples. Keywords: Baku Bawa, marriage certificate, role theory, Department of Population and Civil Registration, Papua ABSTRAK Permasalahan/Latar Belakang (GAP): Fenomena perkawinan tidak tercatat, yang dikenal sebagai "Baku Bawa" di Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua, telah menciptakan tantangan administratif yang signifikan. Meskipun terdapat regulasi yang mewajibkan pencatatan perkawinan, 45% pasangan di Kabupaten Sarmi masih mempraktikkan Baku Bawa, menciptakan kesenjangan substansial antara tuntutan hukum dan realitas sosial. Hal ini memiliki implikasi terhadap perlindungan hak sipil, kepastian hukum, dan akses terhadap layanan publik. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) dalam penerbitan akta perkawinan bagi pasangan Baku Bawa. Metode: Penelitian ini menganalisis peran Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Sarmi dalam penerbitan akta perkawinan bagi pasangan Baku Bawa menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Informan kunci terdiri dari Kepala Disdukcapil, Kepala Bidang Pelayanan, tokoh agama, dan tokoh adat, yang dipilih berdasarkan kedalaman pengetahuan dan keterlibatan aktif mereka dalam isu ini. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Sarmi selama 20 hari, dari 6 hingga 25 Januari 2025, dengan metode pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi lapangan, dan analisis dokumen. Temuan menunjukkan bahwa Disdukcapil menerapkan strategi pelayanan proaktif, sosialisasi integratif, dan fasilitasi perkawinan massal, meskipun menghadapi kendala geografis dan rendahnya kesadaran masyarakat.. Data dianalisis menggunakan model interaktif Miles, Huberman, dan Saldana (2014). Hasil/Temuan: Penelitian mengungkapkan bahwa Disdukcapil Sarmi telah mengimplementasikan berbagai program inovatif untuk meningkatkan kepemilikan akta perkawinan, termasuk pelayanan proaktif melalui jemput bola, sosialisasi integratif dengan pendekatan multisektor, fasilitasi perkawinan massal, pendekatan kultural dalam pengembangan kebijakan, dan penguatan kapasitas petugas registrasi. Namun, upaya-upaya tersebut menghadapi tantangan signifikan termasuk kendala geografis, keterbatasan sumber daya manusia, norma sosial yang permisif, kurangnya pemahaman tentang pentingnya pencatatan perkawinan, dan mobilitas penduduk yang tinggi. Praktik Baku Bawa berdampak signifikan terhadap kepemilikan akta perkawinan, dengan hanya 17,6% pasangan berusia 15-20 tahun yang memiliki akta perkawinan, dibandingkan dengan 80% untuk mereka yang berusia di atas 40 tahun. Kesimpulan: Disdukcapil Kabupaten Sarmi memainkan peran signifikan dalam penerbitan akta perkawinan bagi pasangan Baku Bawa melalui dimensi administratif, edukatif, dan fasilitatif. Namun, mengatasi berbagai kendala membutuhkan pendekatan komprehensif yang mempertimbangkan tidak hanya aspek administratif, tetapi juga dimensi sosial, ekonomi, dan kultural. Penguatan kapasitas kelembagaan, pengembangan strategi pelayanan adaptif, dan peningkatan program edukasi dan sosialisasi menjadi krusial untuk meningkatkan kepemilikan akta perkawinan di kalangan pasangan Baku Bawa. Kata kunci: Baku Bawa, akta perkawinan, teori peran, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Papua
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | A General Works > AZ History of Scholarship The Humanities H Social Sciences > H Social Sciences (General) H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform H Social Sciences > HQ The family. Marriage. Woman |
Divisions: | Faculty of Goverment Management > Demography and Civil Registration Studies |
Depositing User: | Studi Kependudukan dan Catatan Sipil FPM |
Date Deposited: | 16 Jul 2025 01:05 |
Last Modified: | 16 Jul 2025 01:05 |
URI: | http://eprints.ipdn.ac.id/id/eprint/24641 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |