PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN TRADISIONAL MELALUI KERJA SAMA WILDLIFE CONSERVATION SOCIETY (WCS) OLEH DINAS PERIKANAN KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA

bilalang, emanuela and supriadi, didi (2024) PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN TRADISIONAL MELALUI KERJA SAMA WILDLIFE CONSERVATION SOCIETY (WCS) OLEH DINAS PERIKANAN KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA. Other thesis, IPDN.

[img] Text
REPOSITORY EMA-1.pdf

Download (401kB)

Abstract

ABSTRACT Problem Statement/Background (GAP) : Sangihe Islands is one of the districts in North Sulawesi Province with the average population working as fishermen and the majority of them are called traditional fishermen, because the fishing gear used in the fishing process is still simple and tends to use traditional regional tools. However, the majority of traditional fishing communities in Sangihe Islands Regency have not been fully empowered and have not progressed, even though there has been a lot of assistance and empowerment programs provided to fishermen through the Sangihe Islands Regency Fisheries Service. Purpose : This research aims to analyze and describe the empowerment of traditional fishing communities through collaboration with the Wildlife Conservation Society (WCS), the inhibiting and supporting factors in implementing empowerment and the efforts made to overcome inhibiting factors. Method : The design of this research was studied in descriptive form using an inductive approach. Data collection techniques used were observation, interviews and documentation. Data analysis techniques are carried out by means of data reduction, data presentation and drawing conclusions. Result : The results of the research that has been carried out show that the Empowerment of Traditional Fishing Communities through Wildlife Conservation Society (WCS) Collaboration by the Sangihe Islands Regency Fisheries Service is carried out using four indicators: human development, business development, environmental development and institutional development. Conculsion : With these four indicators, the empowerment process is already underway, but many deficiencies are found which are factors inhibiting the empowerment process, namely: the low level of education of traditional fishermen regarding the technology used, the nature of dependence of the community, especially traditional fishermen, on assistance from the government, limitations the facilities and infrastructure used in fishing (still traditional and simple) and the inadequate availability of electricity in the Sangihe Islands Regency area. Keywords : traditional fishermen, empowerment, WCS cooperation program. ABSTRAK Permasalahan (GAP) : Kepulauan Sangihe merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara dengan rata-rata penduduknya berprofesi sebagai nelayan dan sebagian besar darinya disebut nelayan tradisional , dikarenankan alat tangkap yang digunakan dalam proses penangkapan ikan masih sederhana dan cenderung menggunakan alat tradisional daerah. Namun demikian, sebagian besar dari masyarakat nelayan tradisional yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe belum sepenuhnya diberdayakan dan belum maju, padahal sudah banyak bantuan serta program pemberdayaan yang di berikan ke nelayan melalui Dinas Perikanan Kabupaten Kepulauan Sangihe. Tujuan : Penelitian ini bertujuan dalam menganalisis serta mendeskripsikan pemberdayaaan masyarakat nelayan tradisonal melalui kerja sama Wildlife Conservation Society(WCS) , faktor penghambat serta faktor pendukung dari pelaksanaan pemberdayaan dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi faktor penghambat. Metode : Desain dari penelitian ini dikaji dalam bentuk deskriptif melalui pendekatan induktif. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui observasi, wawancara , dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan. Hasil/Temuan : Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Tradisional Melalui Kerja Sama Wildlife Conservation Society (WCS) Oleh Dinas Perikanan Kabupaten Kepulauan Sangihe dilakukan dengan empat indikator : bina manusia, bina usaha, bina lingkungan dan bina kelembagaan. Kesimpulan : Dengan empat indikator tersebut proses pemberdayaan sudah berjalan, namun banyak ditemukan kekurangan yang masuk ke faktor penghambat proses pemberdayaan yaitu : rendahnya keberadaan dari tingkat pendidikan dari nelayan tradisional terhadap teknologi yang digunaka, adanya sifat ketergantungan dari masyarakat khususnya para nelayan tradisional terhadap bantuan dari pemerintah, keterbatasan sarana dan prasana yang digunakan dalam penangkapan ikan (masih bersifat tradisional dan sederhana) dan listrik yang belum memadai kersediaannya di daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe. Kata Kunci : nelayan tradisional, pemberdayaan, program kerja sama WCS.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform
Divisions: Campus > IPDN Kampus Jatinangor
Depositing User: Kebijakan Pemerintahan FPP
Date Deposited: 13 Jun 2024 03:28
Last Modified: 13 Jun 2024 03:28
URI: http://eprints.ipdn.ac.id/id/eprint/18649

Actions (login required)

View Item View Item