OPTIMALISASI AFFIRMATIVE ACTION DALAM MENINGKATKAN KETERWAKILAN PEREMPUAN PADA LEMBAGA LEGISLATIF DI KABUPATEN SIJUNJUNG PROVINSI SUMATERA BARAT

Herlina, Herlina (2022) OPTIMALISASI AFFIRMATIVE ACTION DALAM MENINGKATKAN KETERWAKILAN PEREMPUAN PADA LEMBAGA LEGISLATIF DI KABUPATEN SIJUNJUNG PROVINSI SUMATERA BARAT. Diploma thesis, INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI.

[img]
Preview
Text
A5-HERLINA-RINGKASAN.pdf

Download (436kB) | Preview

Abstract

ABSTRACT The author focuses on the problem of implementing affirmative action policies, which currently have not achieved optimal results due to the lack of representation of women in the legislature, especially in Sijunjung Regency. The purpose of this study is to determine the factors that influence the low representation of women and to obtain an overview of the strategies used to optimize affirmative action. This study uses the Quasi-Qualitative Design (DQQ) method and an analysis of the theory of gender bias according to Mansour and the theory of representativeness according to Philips. Data collection techniques were carried out by semi-structured interviews (4 informants), documentation, and questionnaires (23 respondents). The findings obtained by the authors in this study are the limited number of qualified and qualified women in politics, the lack of support among women, the lack of experience in organizations, the influence of patriarchal culture, the assumption that women are responsible in the domestic sector, the lack of willingness of political elites to open up opportunities for women's involvement, and the lack of coordination between groups on gender matters. The strategy used in optimizing affirmative action is to continue to encourage women to join parties or community organizations, to encourage political parties to involve women, and to empower women. The low representation of women is influenced by two internal and external factors. Internal factors include the limited number of qualified and qualified women in politics; the lack of support among women; the lack of experience in organizations and external factors, namely the influence of patriarchal culture; the assumption that women are responsible in the domestic sector; the lack of willingness of political elites to create opportunities for women's involvement; and lack of coordination between groups on gender issues. The strategy used in optimizing affirmative action is to continue to encourage women to join parties or community organizations, to encourage political parties to involve women, and to empower women. In order to optimize affirmative action, it is recommended to increase the role of political parties in affirmative action policies, affirmation, and renewal of regulations based on the pattern of development of the Indonesian people regarding the 30% quota. Keywords: Affirmative Action; Women; Women's Representation 2 ABSTRAK Penulis berfokus pada permasalahan Implementasi kebijakan affirmative action yang saat ini belum mencapai hasil optimal, dikarenakan minimnya keterwakilan perempuan di lembaga legislatif khususnya di Kabupaten Sijunjung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi rendahnya keterwakilan perempuan dan memperoleh gambaran mengenai strategi yang digunakan untuk mengoptimalkan affirmative action. Penelitian ini menggunakan metode metode Desain Quasi-Qualitative (DQQ) dan analisis terhadap teori bias gender menurut Mansour serta teori keterwakilan menurut Philips. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur (4 informan), dokumentasi, dan penyebaran kusioner (23 responden). Temuan yang diperoleh penulis dalam penelitian ini yaitu terbatasnya jumlah perempuan yang berkualitas dan berkualifikasi mumpun di dalam politik, minimnya dukungan antar perempuan, minimnya pengalaman dalam berorganisasi, adanya pengaruh budaya patriaki, anggapan bahwa perempuan bertanggungjawab di sektor domestik, kurangnya kemauan elit-elit politik dalam membuka peluang untuk keterlibatan perempuan dan kurangnya koordinasi antar kelompok dalam urusan gender. Strategi yang digunakan dalam mengoptimalkan affirmative action yaitu dengan terus mendorong perempuan untuk ikut kepartaian ataupun organisasi masyarakat, menghimbau partai politik untuk melibatkan perempuan dan dengan melakukan pemberdayaan perempuan. Rendahnya keterwakilan perempuan dipengaruhi oleh dua faktor internal dan eksternal. Faktor internal diantaranya adalah karena terbatasnya jumlah perempuan yang berkualitas dan berkualifikasi mumpun di dalam politik, minimnya dukungan antar perempuan, minimnya pengalaman dalam berorganisasi dan faktor eksternal yaitu pengaruh budaya patriaki, anggapan bahwa perempuan bertanggungjawab di sektor domestik, kurangnya kemauan elit-elit politik dalam membuka peluang untuk keterlibatan perempuan dan kurangnya koordinasi antar kelompok dalam urusan gender. Strategi yang digunakan dalam mengoptimalkan affirmative action yaitu dengan terus mendorong perempuan untuk ikut kepartaian ataupun organisasi masyarakat, menghimbau partai politik untuk melibatkan perempuan dan dengan melakukan pemberdayaan perempuan. Guna mengoptimalkan affirmative action tersebut disarankan adanya peningkatan peran partai politik dalam kebijakan affirmative action, penegasan dan pembaharuan regulasi berdasarkan pola perkembangan masyarakat Indonesia terkait kuota 30%. Kata kunci: Affirmative Action; Perempuan; Keterwakilan Perempuan

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: J Political Science > JA Political science (General)
Divisions: Faculty of Politics and Government > Applied Indonesian Politics
Depositing User: Politik Indonesia Terapan
Date Deposited: 03 Jun 2022 03:55
Last Modified: 03 Jun 2022 03:55
URI: http://eprints.ipdn.ac.id/id/eprint/7197

Actions (login required)

View Item View Item