Mengapa Pamongpraja Dianggap Istimewa?

Labolo, Muhadam (2020) Mengapa Pamongpraja Dianggap Istimewa? Blogspot Muhadam Labolo, Jatinangor.

Full text not available from this repository.
Official URL: http://muhadamlabolo.blogspot.com/2020/05/mengapa-...

Abstract

Dimasa Dinasti Han dan Qin berkuasa (206-220/221-206 SM), pola rekrutmen birokrasi dilakukan dengan dua cara, yaitu sumber birokrat berasal dari kalangan istana (political appointments) dan yang berasal dari luar istana. Keluarga raja biasanya mengisi struktur inti dan garis komando. Masa kerjanya seumur hidup, privilage, dididik khusus dan masa kerjanya tergantung kebutuhan Raja. Kelompok kedua direkrut dari luar istana sebagai birokrasi outsider. Birokrasi level dua ini ditentukan batas usia, durasi kerja, profesionalitas, senioritas, gaji, dan kompensasi. Inilah dasar merit system yang dikembangkan saat ini melalui variabel based loyality dan based achievment sampai pada perangkingan (Thoha;2009, Agus;2020). Pada masa Napoleon Bonaparte berkuasa (1769-1821), dia juga melakukan rekrutmen di birokrasi militer melalui dua model, yaitu mengangkat perwira dari kelompok bangsawan dengan pendidikan istimewa. Mereka duduk di posisi elite sampai batas tertentu. Ketika banyak perwira tewas pasca perang Mesir, Napoleon mengangkat calon perwira baru dari masyarakat biasa untuk mengisi posisi tsb. Inilah posisi kedua yang dapat diangkat dan diberhentikan sewaktu-waktu berdasarkan merit system yang ketat. Ini pula mendorong terbentuknya Akmil diseluruh dunia (Said, 2005). Di Indonesia, sejak era Kesultanan Hamengkubuwono, birokrasi istana lazim direkrut dalam dua model diatas (1755). Yang pertama ditentukan dan diisi oleh keluarga istana, menjadi Pangrehpraja yang menjembatani relasi antara penguasa dan kaum jelata. Dibagian selanjutnya Sultan dapat mengangkat orang dalam (abdi dalem) yang berasal dari rakyat jelata melalui merit sistem traditional. Inilah cikal bakal yg kita sebut Pamongpraja. Soekarno mengasimilasikan kembali kedua istilah itu dengan menggeser peran Pangreh menjadi Pamong pada tahun 1956. Jadi, kita tidak perlu heran jika terkadang alumni dianggap istimewa, karena kita secara historis dan faktual adalah manifestasi dari bagian dalam birokrasi, mengisi struktur penting, melaksanakan tugas khusus dan istimewa. Bahkan beberapa diantaranya diberikan kepercayaan lebih oleh organisasinya. Organisasi istimewa itu karena melaksanakan tugas pemerintahan umum di Kemendagri yang awalnya menjadi induk semua kementrian. Dapat dimaklumi mengapa nomor induk pegawai (NIP) kemendagri dimasa lalu diberi angka 01, itu indikasi sebagai kementrian pertama dan utama (UU 39/08). Menurut saya ini hanya soal konsekuensi, sebagaimana juga Akmil, Akpol, STAN, dan semua pendidikan kedinasan yang mendapatkan perlakuan beda di instansinya masing-masing. Tentu saja mengklarifikasi hal semacam ini diruang publik terkesan membela diri dan arogan, tapi inilah faktanya. Fakta dimana kita adalah abdi dalem yang berada dan ditempatkan pada struktur inti kelas satu, yang suka atau tidak sulit dihindarkan, apalagi disepelekan. Bagi kita, mengutip kata sahabat Ali Bin abi Thalib, jangan ceritakan dirimu kepada siapapun, karena yang mencintaimu tak membutuhkan itu, dan yang membencimu tak akan pernah percaya. Teruslah berkarya yang terbaik.

Item Type: Other
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions: Campus > IPDN Kampus Jatinangor
Depositing User: S.IP, M.Si Kuncoro G. Pambayun
Date Deposited: 10 Jun 2020 05:27
Last Modified: 10 Jun 2020 05:27
URI: http://eprints.ipdn.ac.id/id/eprint/5530

Actions (login required)

View Item View Item