Fathani, Fikri (2025) KETERWAKILAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT PARTAI ACEH PADA PEMILU 2019 DI KOTA BANDA ACEH. Other thesis, Institut Pemerintahan Dalam Negeri.
![]() |
Text
rep fikri fix.pdf Download (575kB) |
Abstract
ABSTRACTProblem Statement / Background (GAP): Terjadi penurunan representasi anggota Partai Aceh di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Banda Aceh pada Pemilu 2019. Penurunan ini menimbulkan pertanyaan mengenai faktor-faktor yang menyebabkan berkurangnya kursi Partai Aceh, bagaimana persepsi dan respon masyarakat terhadap penurunan tersebut, serta bagaimana strategi yang diadopsi Partai Aceh untuk meningkatkan perolehan suara dan representasi legislatif di DPRD Banda Aceh. Purpose: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor penyebab penurunan representasi anggota Partai Aceh di DPRD Banda Aceh, mengidentifikasi persepsi dan respon publik terkait penurunan tersebut, serta menganalisis strategi yang diterapkan Partai Aceh dalam meningkatkan suara dan kursi legislatif. Method: Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan panduan teori representasi Pitkin (1967) yang terdiri dari empat dimensi: wakil (representative), yang diwakili (represented), substansi representasi (substance of representation), dan konteks politik (political context). Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informan penelitian adalah Sekretaris Jenderal DPW Partai Aceh Banda Aceh, anggota legislatif dari fraksi Partai Aceh, serta perwakilan komunitas agama, adat, dan pemuda di Banda Aceh. Result: Penurunan kursi Partai Aceh di DPRD Banda Aceh pada Pemilu 2019 disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi tidak semua calon legislatif memiliki kompetensi yang merata, sikap individuistik, dan komitmen kerja yang menurun. Faktor eksternal melibatkan kritik dari komunitas adat yang melihat kurangnya komitmen konsisten partai dan persepsi negatif pemuda terhadap kualitas personal anggota partai. Hanya sembilan kader teratas yang berhasil duduk sebagai anggota legislatif. Penurunan kepercayaan publik dan kinerja legislatif yang kurang optimal turut memperburuk situasi. Conclusion: Partai Aceh memandang penurunan kursi sebagai hal yang biasa secara internal, namun menanggapi kritik dari komunitas luar. Untuk mengatasi penurunan tersebut, DPW Partai Aceh melakukan strategi seperti penguatan konsolidasi basis pemilih, merekrut calon legislatif yang lebih kompeten, kampanye rutin melalui media sosial, dan memperkuat persatuan partai melalui pendekatan politik akar rumput.Keywords: representasi, Partai Aceh, penurunan representasi, DPRD Banda Aceh, strategi politikABSTRAKPermasalahan / Latar Belakang (GAP): Terjadi penurunan keterwakilan anggota DPRD dari Partai Aceh di Kota Banda Aceh pada Pemilu 2019. Penurunan ini menimbulkan pertanyaan tentang penyebabnya, bagaimana pandangan dan tanggapan masyarakat terhadap penurunan tersebut, serta strategi apa yang digunakan Partai Aceh untuk meningkatkan suara dan kursi legislatif. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengkaji penyebab menurunnya keterwakilan anggota DPRD Partai Aceh di Banda Aceh, mengidentifikasi pandangan dan tanggapan masyarakat, serta menganalisis strategi yang digunakan partai untuk meningkatkan perolehan suara dan kursi di DPRD. Metode: Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan landasan teori keterwakilan Pitkin (1967), yang meliputi empat dimensi: wakil, yang diwakili, substansi keterwakilan, dan konteks politik. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informan terdiri dari Sekretaris Jenderal DPW Partai Aceh Kota Banda Aceh, anggota legislatif dari fraksi Partai Aceh, dan perwakilan komunitas agama, adat, serta pemuda. Hasil / Temuan: Penurunan kursi Partai Aceh di DPRD Kota Banda Aceh dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Walau sebagian besar anggota dewan berkualitas, tidak semua calon legislatif memiliki kompetensi setara sehingga hanya sembilan kader terbaik yang terpilih. Rendahnya kinerja legislatif, menurunnya kepercayaan publik, dan lemahnya fungsi legislasi memperparah kondisi. Faktor internal seperti inkonsistensi dan ego sektoral juga signifikan. Internal partai cenderung menganggap penurunan sebagai hal wajar. Dari sisi eksternal, komunitas adat mengkritik kurangnya komitmen partai, sedangkan komunitas pemuda menyalahkan karakter individu anggota partai. Kesimpulan: DPW Partai Aceh mengambil strategi memperkuat pendekatan politik akar rumput, membangun soliditas internal, mengonsolidasikan basis pemilih, merekrut calon legislatif berkualitas, serta rutin melakukan kampanye melalui media sosial dan metode lainnya untuk mengatasi penurunan keterwakilan.Kata kunci: keterwakilan, Partai Aceh, penurunan representasi
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Faculty of Politics and Government > Applied Indonesian Politics |
Depositing User: | Politik Indonesia Terapan |
Date Deposited: | 24 Jun 2025 01:30 |
Last Modified: | 24 Jun 2025 01:30 |
URI: | http://eprints.ipdn.ac.id/id/eprint/24935 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |