PERAN KEPALA SUKU DALAM MENGANTISIPASI KONFLIK SOSIAL PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH DI KABUPATEN JAYAWIJAYA

Paragaye, Yuan Laorens and Liauw, Gasper (2025) PERAN KEPALA SUKU DALAM MENGANTISIPASI KONFLIK SOSIAL PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH DI KABUPATEN JAYAWIJAYA. Diploma thesis, IPDN.

Text yuan repositori perbaikan.pdf Download (368kB)

Abstract

ABSTRACT Problem/Background (GAP): The implementation of Regional Head Elections (Pilkada) in Jayawijaya Regency, Papua Pegunungan Province, continues to face a high potential for social conflict. Although the traditional noken voting system—led by tribal chiefs—is practiced as a form of local wisdom, horizontal conflicts among supporters, acts of violence, and mass demonstrations still frequently occur. The role of tribal chiefs, as respected informal leaders in indigenous communities, has not been optimally integrated into conflict mitigation efforts during elections. In fact, tribal chiefs possess strong social and cultural authority to influence community behavior. Purpose: This study aims analyze the role of tribal chiefs in anticipating social conflict during the Regional Head Elections in Jayawijaya Regency Method: This study uses a qualitative descriptive approach because it is considered the most appropriate to explore in depth the meaning, role, and social dynamics carried out by tribal chiefs in the context of the Pilkada in Jayawijaya Regency. Data collection techniques were carried out through in-depth interviews with informants selected purposively, namely tribal chiefs, community leaders, government officials, and election organizers, because they have direct experience and important roles in the local democracy process. Data analysis was carried out using a thematic approach to identify patterns of meaning in informant narratives, and was complemented by triangulation techniques to increase validity and ensure that the findings reflect real conditions in the field objectively and credibly. Results: This study found that tribal chiefs in Jayawijaya Regency have a central role in anticipating social conflict during regional head elections through four main functions, namely providing direction for political socialization, inheriting customary values and norms, strengthening group solidarity, and carrying out social control. Tribal chiefs not only understand customary norms and local democratic systems such as noken, but also act as conflict mediators while maintaining neutrality. Conclusion: The role of tribal chiefs in anticipating social conflict during Pilkada in Jayawijaya is strategic but has not been fully empowered. Strengthening collaboration between the government, election organizers, and customary institutions is necessary to enhance the role of tribal chiefs in maintaining social stability throughout the democratic process. Keywords: Tribal Chiefs, Social Conflict, Regional Election, Noken System, Jayawijaya ABSTRAK Permasalahan/Latar Belakang (GAP): Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, masih menghadapi potensi konflik sosial yang cukup tinggi. Meskipun terdapat sistem pemilihan berbasis kearifan lokal yaitu sistem noken yang dipimpin oleh kepala suku, konflik horizontal antar pendukung, kekerasan, dan aksi massa masih kerap terjadi. Peran kepala suku sebagai pemimpin informal yang dihormati di masyarakat adat belum sepenuhnya terintegrasi secara optimal dalam upaya mitigasi konflik sosial selama Pilkada. Padahal, kepala suku memiliki otoritas sosial dan budaya yang kuat untuk mengarahkan masyarakat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran kepala suku dalam mengantisipasi konflik sosial pada Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Jayawijaya Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif karena dinilai paling tepat untuk menggali secara mendalam makna, peran, dan dinamika sosial yang dijalankan oleh kepala suku dalam konteks Pilkada di Kabupaten Jayawijaya. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam terhadap informan yang dipilih 1 secara purposif, yaitu kepala suku, tokoh masyarakat, aparat pemerintah, dan penyelenggara pemilu, karena mereka memiliki pengalaman langsung dan peran penting dalam proses demokrasi lokal. Analisis data dilakukan dengan pendekatan tematik untuk mengidentifikasi pola makna dalam narasi informan, serta dilengkapi dengan teknik triangulasi untuk meningkatkan validitas dan memastikan temuan yang dihasilkan mencerminkan kondisi riil di lapangan secara objektif dan kredibel. Hasil/Temuan: Penelitian ini menemukan bahwa kepala suku di Kabupaten Jayawijaya memiliki peran sentral dalam mengantisipasi konflik sosial selama pemilihan kepala daerah melalui empat fungsi utama, yaitu memberi arah sosialisasi politik, mewariskan nilai dan norma adat, mempererat solidaritas kelompok, serta melakukan pengendalian sosial. Kepala suku tidak hanya memahami norma adat dan sistem demokrasi lokal seperti noken, tetapi juga berperan sebagai penengah konflik dengan tetap menjaga netralitas. Kesimpulan: Peran kepala suku dalam mengantisipasi konflik sosial pada Pilkada di Kabupaten Jayawijaya tergolong strategis namun belum diberdayakan secara maksimal. Dibutuhkan sinergi antara pemerintah, penyelenggara pemilu, dan lembaga adat untuk memperkuat posisi kepala suku dalam menjaga stabilitas sosial selama proses demokrasi berlangsung. Kata Kunci: Kepala Suku, Konflik Sosial, Pilkada, Sistem Noken, Jayawijaya

Item Type:	Thesis (Diploma)
Subjects:	H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions:	Faculty of Politics and Government > Applied Indonesian Politics
Depositing User:	Politik Indonesia Terapan
Date Deposited:	23 Jun 2025 01:45
Last Modified:	23 Jun 2025 01:45
URI:	http://eprints.ipdn.ac.id/id/eprint/24840

Actions (login required)

View Item