Tamher, Ikhlas and ani martini, ani martini (2025) PENANAMAN NILAI “SATU TUNGKU TIGA BATU” WARISAN LELUHUR ADAT DALAM MENJAGA KERUKUNAN MASYARAKAT DI KABUPATEN FAKFAK. Diploma thesis, INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI.
![]() |
Text
32.1112_IKHLASUL AMRI TAMHER_REPOSITORY (5).pdf Download (547kB) |
Abstract
Latar Belakang: Penelitian ini dibelatarbelakangi dengan Nilai Warisan Leluhur Adat “Satu Tungku Tiga Batu” merepresentasikan keseimbangan dan keharmonisan antara tiga pilar utama masyarakat Fakfak, yaitu agama, adat, dan pemerintah. Filosofi ini mengajarkan pentingnya saling menghormati, mendukung, dan bekerja sama dalam kehidupan bermasyarakat, akan tetapi didalam pelaksanaan implementasinya belum optimal. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penanaman nilai kearifan lokal “Satu Tungku Tiga Batu” sebagai warisan leluhur adat yang dijadikan pedoman hidup dalam menjaga kerukunan masyarakat di Kabupaten Fakfak, serta peran Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) dalam menginternalisasikan nilai tersebut di tengah masyarakat yang multikultural. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan studi kasus sebagai metode utama. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi langsung, dan dokumentasi terhadap informan. Informan dipilih karena memiliki kemampuan untuk mengungkapkan pengalaman, opini, dan informasi secara jelas dan terbuka. Selain itu informan dianggap sebagai sumber informasi yang kredibel dan mendalam, karena memiliki posisi, latar belakang, atau pengalaman yang membuatnya memahami topik secara lebih komprehensif dan terdiri dari 7 informan. Seperti pejabat Kesbangpol, tokoh adat, serta masyarakat dari berbagai latar belakang Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kesbangpol berperan aktif dalam penanaman nilai ini melalui program penyuluhan, pembinaan wawasan kebangsaan, dialog antar tokoh masyarakat, serta pelibatan nilai budaya lokal dalam perumusan kebijakan daerah. Kesimpulan: Nilai ini terbukti efektif dalam memperkuat kohesi sosial, menumbuhkan sikap toleransi antar kelompok agama dan etnis, serta menjadi solusi lokal dalam penyelesaian konflik sosial. Meski demikian, terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi, antara lain kurangnya koordinasi lintas lembaga, keterbatasan sumber daya dan anggaran, serta kurangnya kesadaran generasi muda yang mulai tergerus pengaruh budaya luar dan modernisasi. Nilai ini juga belum sepenuhnya terintegrasi dalam sistem pendidikan formal. Peneliti menyarankan agar dibentuk kebijakan terpadu lintas sektor, khususnya dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, yang melibatkan tokoh adat, lembaga pendidikan, serta masyarakat sipil. Tujuannya agar nilai-nilai lokal seperti “Satu Tungku Tiga Batu” dapat terus dilestarikan dan dijadikan fondasi dalam menjaga stabilitas kerukunan sosial-politik masyarakat serta membangun identitas kolektif masyarakat Fakfak Kata Kunci: Kearifan Lokal, Satu Tungku Tiga Batu, Kesbangpol, Kerukunan, Fakfak
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | J Political Science > JA Political science (General) |
Divisions: | Campus > IPDN Kampus Jatinangor |
Depositing User: | Politik Indonesia Terapan |
Date Deposited: | 15 Jul 2025 07:08 |
Last Modified: | 15 Jul 2025 07:08 |
URI: | http://eprints.ipdn.ac.id/id/eprint/24162 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |