Saputry, Elza Rezky and Jamaruddin, Jamaruddin (2025) Implementasi Program Lorong Wisata Dalam Peningkatan Pendapatan Masyarakat (Studi Lorong Kyoto Kelurahan Parang Tambung Kecamatan Tamalate Kota Makassar). Other thesis, Institut Pemerintahan Dalam Negeri.
|
Text
32.0886_ELZA REZKY SAPUTRY_REPOSITORY.pdf Download (403kB) | Preview |
Abstract
Problem Statement/Background (GAP): Improving community welfare can be done by increasing community income through the development of the tourism sector. In this case, the Makassar City Government formed an idea in the tourism sector by maximizing the potential of the community in the alley by creating the Tourism Alley Program in Makassar City. Purpose: The purpose of this study is to determine and describe the Implementation of the Makassar Mayor Regulation Policy No. 94 of 2022 concerning the Establishment of Tourism Alleys, to determine the supporting and inhibiting factors for the Implementation of the Tourism Alley Program, as well as the efforts made to overcome the inhibiting factors for the Implementation of the Tourism Alley Program in Kyoto Alley, Makassar City in increasing community income. Method: The research method used is qualitative with a descriptive approach. Data collection techniques use observation, in-depth interviews (9 informants), and documentation, while the data analysis techniques used are data reduction, data presentation and drawing conclusions. Results/Findings: Based on the research results, the implementation of the Tourism Alley Program in Kyoto Alley, Makassar City has generally gone well. Conclusion: The success of this program can be seen from the increase in income of people involved in economic activities in the tourist alley. For example, Sanggar Batara Gowa recorded an increase in income of around 20-25 percent. The Mega Baju Bodo rental business increased from IDR 2,500,000 to around IDR 4,000,000 per month. The Medan Nurul Pancake Durian UMKM experienced an increase of 15-20 percent, from IDR 5,000,000 to IDR 5,700,000-IDR 6,000,000. The income of the baruasa cake seller increased from IDR 2,000,000 to IDR 2,800,000 per month, while fried food sales increased from IDR 200,000-IDR 250,000 to IDR 300,000-IDR 400,000 per day. Meanwhile, the Kue Surabe UMKM recorded an increase from IDR 750,000 to IDR 1,500,000 per month. However, there are still obstacles, namely financial limitations in the form of a budget for developing the tourism alley program and the government's top-down program is not running optimally. Keywords: Implementation, Increased Income, Tourism Alley ABSTRAK Permasalahan (GAP): Peningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat dilakukan dengan meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pengembangan sektor pariwisata. Dalam hal ini, Pemerintah Kota Makassar membentuk suatu gagasan disektor pariwisata dengan memaksimalkan potensi masyarakat yang ada di lorong dengan membuat Program Lorong Wisata di Kota Makassar. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan Implementasi Kebijakan Peraturan Walikota Makasssar No 94 Tahun 2022 Tentang Pembentukan Lorong Wisata, mengatahui faktor pendukung dan penghambat Implementasi Program Lorong Wisata, serta upaya yang dilakukan dalam mengatasi faktor penghambat Implementasi Program Lorong Wisata di Lorong Kyoto Kota Makassar dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara mendalam (9 informan), dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil/Temuan: Berdasarkan hasil penelitian, Implementasi Program Lorong Wisata di Lorong Kyoto Kota Makassar secara umum sudah berjalan dengan baik. Kesimpulan: Keberhasilan program ini dapat dilihat dari adanya peningkatan pendapatan masyarakat yang terlibat dalam kegiatan ekonomi di lorong wisata tersebut. Misalnya, Sanggar Batara Gowa mencatat kenaikan pendapatan sekitar 20–25 persen. Usaha penyewaan Mega Baju Bodo naik dari Rp2.500.000 menjadi sekitar Rp4.000.000 per bulan. UMKM Pancake Durian Medan Nurul mengalami peningkatan 15–20 persen, dari Rp5.000.000 menjadi Rp5.700.000–Rp6.000.000. Pendapatan penjual kue baruasa naik dari Rp2.000.000 menjadi Rp2.800.000 per bulan, sementara penjualan gorengan meningkat dari Rp200.000–Rp250.000 menjadi Rp300.000–Rp400.000 per hari. Adapun UMKM Kue Surabe mencatat kenaikan dari Rp750.000 menjadi Rp1.500.000 per bulan. Namun, masih adanya kendala yaitu keterbatasan finansial berupa anggaran dalam pengembangan program lorong wisata dan program top-down pemerintah tidak berjalan optimal. Kata Kunci: Implementasi, Peningkatan Pendapatan, Lorong Wisata
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | J Political Science > JA Political science (General) |
Divisions: | Faculty of Politics and Government > Public Policy Studies |
Depositing User: | Kebijakan Pemerintahan FPP |
Date Deposited: | 03 Jun 2025 03:44 |
Last Modified: | 03 Jun 2025 03:44 |
URI: | http://eprints.ipdn.ac.id/id/eprint/23854 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |