Ida Ayu Putu, Sundarayami and Alma'arif, Alma'arif (2025) PENERAPAN NILAI-NILAI ADAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI DESA ANGANTAKA KABUPATEN BADUNG PROVINSI BALI. Other thesis, IPDN.
|
Text
REPOSITORY IPDN Ida Ayu Putu Sundarayami D2.pdf Download (452kB) | Preview |
Abstract
ABSTRACT Problem statement/background (GAP): Bali has a demarcated village governance system.This is marked by the distinction between traditional villages and administrative villages.The administrative village is a village whose relationship and governance are regulated by regulations, whereas the customary village is a village that purely originates from the customary and cultural values that develop within the community. Purpose: This research aims to examine and analyze the application of customary values in the administration of government in Angantaka Village, Badung Regency, Bali Province.The phenomenon occurring in Indonesia, with the presence of local wisdom in each region, can influence the administration of government in those areas.Local governments ultimately delegate authority to villages to manage their own affairs within the context of local wisdom. Method: This research uses a qualitative approach with NVivo 12 Plus data analysis, where data is obtained through in-depth interviews with community leaders, village officials, and relevant document studies. Results: The research results show that the administration of government in Angantaka Village runs harmoniously due to the synergy between the formal village government and the traditional village.Customary values are used as an informal source of law that can complement positive law, thereby creating policies that are more contextual and accepted by the community. Conclusion: There are several challenges in the implementation of customary values, especially in facing the currents of modernization and globalization.Changes in lifestyle, especially among the younger generation, as well as the influence of technology and social media, are beginning to shift the understanding and appreciation of traditional values.Therefore, there is a need for adaptive strategies that can preserve the continuity of traditional values without shutting themselves off from innovation and the changes of the times. Keywords: Angantaka Village, awig-awig, Balinese local wisdom, customary values, synergy of traditional and administrative villages, Tri Hita Karana ABSTRAK Permasalahan/Latar Belakang (GAP): Bali memiliki pengaturan pemerintahan desa yang demarkasi. Hal ini dinatdai dengan adanya pembatasan dari desa adat dan desa dinas. Desa dinas merupakan desa yang hubungan dan penyelenggaraan pemerintahannya diatur oleh peraturan sedangkan desa adat adalah desa yang murni berasal dari nilai-nilai adat dan budaya yang berkembang di dalam Masyarakat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis penerapan nilai-nilai adat dalam penyelenggaraan pemerintahan di Desa Angantaka, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Fenomena yang terjadi di Indonesia dengan adanya kearifan lokal yang terdapat di masing-masing daerah dapat mempengaruhi penyelenggaraan pemerintahan yang ada di daerah. Pemerintahan daerah pada akhirnya melimpahkan wewenang kepada desa untuk mengatur urusan pemerintahannya sendiri dalan konteks kearifan lokal. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis data NVivo 12 Plus, di mana data diperoleh melalui, wawancara mendalam dengan tokoh masyarakat, perangkat desa, serta kajian dokumen yang relevan. Hasil/Temuan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan pemerintahan di Desa Angantaka berjalan secara harmonis karena adanya sinergi antara pemerintahan desa dinas (formal) dengan desa adat (tradisional). Nilai-nilai adat dijadikan sebagai sumber hukum informal yang mampu melengkapi hukum positif, sehingga menciptakan kebijakan yang lebih kontekstual dan diterima oleh masyarakat. Kesimpulan: Terdapat beberapa tantangan dalam penerapan nilai-nilai adat, terutama dalam menghadapi arus modernisasi dan globalisasi. Perubahan gaya hidup masyarakat, terutama generasi muda, serta pengaruh teknologi dan media sosial, mulai menggeser pemahaman dan penghargaan terhadap nilai-nilai tradisional. Oleh karena itu, perlu adanya strategi adaptif yang mampu menjaga keberlangsungan nilai adat tanpa menutup diri terhadap inovasi dan perubahan zaman. Kata Kunci: Awig-awig, Desa Angantaka, kearifan lokal Bali, nilai-nilai adat, sinergi desa adat dan desa dinas, Tri Hita Karana
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Campus > IPDN Kampus Jatinangor |
Depositing User: | Administrasi Pemerintahan Daerah FMP |
Date Deposited: | 02 Jun 2025 00:29 |
Last Modified: | 02 Jun 2025 00:29 |
URI: | http://eprints.ipdn.ac.id/id/eprint/23708 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |