Khairunnisa, Azka Fadhilah and Tahir, M. Irwan (2025) PENDEKATAN COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU. Other thesis, IPDN.
|
Text
azka fadhilhh.pdf Download (899kB) | Preview |
Abstract
ABSTRACT Problem Statement/Background (GAP): The author focuses on the problem of non-optimal waste management in Bengkulu City, which is characterized by limited infrastructure, low public awareness, and weak cross-sector coordination. Meanwhile, the collaborative governance approach is believed to be able to be a solution in dealing with the complexity of public governance problems, including in waste management. However, the implementation of this approach in the local context of Bengkulu City has not been studied in depth, especially in addressing the challenges of collaboration between the government, the community, and the private sector. Purpose : This research aims to determine and analyze collaborative governance in waste management in Bengkulu City, to determine and analyze the inhibiting factors of collaborative governance in handling waste problems in Bengkulu City, to determine and analyze efforts to overcome the inhibiting factors of collaborative governance in waste management in Bengkulu City, Bengkulu Province.Methods : The research method used is qualitative research with descriptive methods, data collection techniques taken are interviews, observation and documentation. Informants consisted of representatives of the government, community, and private sector. Data were analyzed using thematic analysis assisted by the NVIVO 14 application Result/Fidings : The obstacles that occur in the field regarding the collaboration carried out to handle waste problems in Bengkulu City, Bengkulu Province are facilities and infrastructure such as waste transportation fleets, lack of public awareness about the importance of disposing of waste in its place. The theory used as an analysis knife in writing this thesis is to use the theory of collaborative governance from Ansel and Gash which explains that in collaborative governance seen from 4 aspects, namely starting conditions, institutional design, facilitative leadership, and collaborative process. Conclusion : Based on the results of the study, Collaborative Governance in waste management in Bengkulu City has been running well, but in the process there are still obstacles, namely the lack of budget, facilities and infrastructure and the government and the private sector have also made efforts to overcome these obstacles quite well. Keywords: Collaboration, Waste Management, Stakeholder ABSTRAK Permasalahan/Latar Belakang (GAP) : Penulis berfokus pada permasalahan belum optimalnya pengelolaan sampah di Kota Bengkulu yang ditandai dengan keterbatasan infrastruktur, rendahnya kesadaran masyarakat, serta lemahnya koordinasi lintas sektor. Sementara itu, pendekatan collaborative governance diyakini mampu menjadi solusi dalam menghadapi kompleksitas permasalahan tata kelola publik, termasuk dalam pengelolaan sampah. Namun, implementasi pendekatan ini dalam konteks lokal Kota Bengkulu belum banyak dikaji secara mendalam, terutama dalam menjawab tantangan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis collaborative governance dalam pengelolaan sampah di Kota Bengkulu , untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor penghambat collaborative governance dalam penanganan masalah sampah di Kota Bengkulu , untuk mengetahui dan menganalisis upaya-upaya mengatasi faktor penghambat collaborative governance dalam pengelolaan sampah di Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu . Metode : Metode penelitian yang digunakan adalah pnelitian kualitatif dengan metode deskriptif, teknik pengumpulan data yang diambil adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Informan terdiri dari perwakilan pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Data dianalisis menggunakan analisis tematik berbantuan aplikasi NVIVO 14 Hasil/Temuan : Hambatan yang terjadi dilapangan mengenai kolaborasi yang dilakukan untuk penanganan masalah sampah di Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu adalah fasilitas sarana dan prasarana seperti armada pengangkut sampah, kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnnya membuang sampah pada tempatnya. Adapun teori yang dipakai sebagai pisau analisis dalam penulisan skripsi ini adalah menggunakan teori collaborative governance dari Ansel dan Gash yang menjelaskan bahwa dalam collaborative governance dilihat dari 4 aspek yaitu starting condition (kondisi awal), institutional design (desain institusional), facilitaitive leadership (kepemimpinan fasilitatif), dan collaborative process (proses kolaborasi). Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian bahwa Collaborative Governance Dalam pengelolaan sampah di Kota Bengkulu sudah berjalan dengan baik namun pada prosesnya masih ditemui hambatan yaitu kurangnya anggaran, sarana dan prasarana dan pemerintah bersama pihak swasta juga telah melakukan upaya untuk mengatasi hambatan tersebut dengan cukup baik. Kata kunci : Kolaborasi, Pengelolaan Sampah, Pemangku Kepentingan
| Item Type: | Thesis (Other) |
|---|---|
| Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
| Divisions: | Campus > IPDN Kampus Jatinangor |
| Depositing User: | Administrasi Pemerintahan Daerah FMP |
| Date Deposited: | 28 May 2025 02:51 |
| Last Modified: | 28 May 2025 02:51 |
| URI: | http://eprints.ipdn.ac.id/id/eprint/23416 |
Actions (login required)
 |
View Item |
