Maulana, Arif and Ginting, Arwanto Harimas (2025) PEMASARAN POLITIK MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM (STUDI KASUS KETUA DPRK ACEH UTARA PERIODE 2024 – 2029). Diploma thesis, Institut Pemerintahan Dalam Negeri.
|
Text
32.0008_Arif Maulana_Repositry.pdf Download (427kB) | Preview |
Abstract
ABSTRACT Problem/Background (GAP): The development of digital technology has revolutionized the political communication landscape, including at the regional level. Social media, especially Instagram, is now one of the main media used by political actors to build an image, convey political messages, and interact directly with constituents. However, there is still a significant gap between the potential use of social media as a political marketing tool and actual practices in the field, especially in areas that culturally and geographically tend to rely on conventional campaign approaches. Many legislative candidates in the regions, including in North Aceh Regency, have not utilized social media optimally to build emotional closeness with voters and expand the reach of their campaigns effectively. Purpose: This study aims to determine the political marketing strategy carried out by the elected Chairman of the North Aceh Regency People's Representative Council (DPRK) through Instagram social media in the 2024 Legislative Member Election. Method: This study uses a descriptive qualitative approach, with data collection techniques through in- depth interviews, observations, and documentation of political activities carried out through the Instagram account of the elected DPRK Chairman. Data analysis was carried out inductively to reveal the patterns and meanings contained in the political marketing strategies implemented. Results/Findings: The results of the study show that Arafat Ali's political marketing strategy is divided into three approaches: push marketing through publication of social, religious, and community service activities; pull marketing with interesting and interactive content to build emotional closeness; and pass marketing involving key figures and digital volunteer networks. The data shows an increase in interaction of 38% during the campaign period with a dominance of young voters aged 17- 30 years, and 85% of uploaded content has a political message that is packaged personally. This digital strategy contributed greatly to his success in gaining the most votes in Electoral District 3 and being re-elected as Chairman of the DPRK. Conclusion: This study concludes that the enforcement of Regional Regulation Number 10 of 2023 has not been optimal due to interconnected structural, technical, and cultural barriers that weaken the overall effectiveness of Satpol PP’s law enforcement role. Suggestions: This study concludes that the strategic use of social media not only increases the connectivity between candidates and voters, but also becomes an effective solution amidst the limitations of direct campaigning, while filling the political communication gap in areas that previously had minimal digital touch in the local democratic arena. Keywords: Election, Communication Strategy, Political Marketing, Social Media. ABSTRAK Permasalahan/Latar Belakang (GAP): Perkembangan teknologi digital telah merevolusi lanskap komunikasi politik, termasuk di tingkat daerah. Media sosial, khususnya Instagram, kini menjadi salah satu medium utama yang digunakan oleh aktor politik untuk membangun citra, menyampaikan pesan politik, dan menjalin interaksi langsung dengan konstituen. Namun, masih terdapat kesenjangan yang signifikan antara potensi pemanfaatan media sosial sebagai alat pemasaran politik dengan praktik aktual di lapangan, terutama di daerah yang secara kultural dan geografis cenderung mengandalkan pendekatan kampanye konvensional. Banyak kandidat legislatif di daerah, termasuk di Kabupaten Aceh Utara, belum memanfaatkan media sosial secara maksimal untuk membangun kedekatan emosional dengan pemilih dan memperluas jangkauan kampanye secara efektif. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemasaran politik yang dilakukan oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Utara terpilih melalui media sosial Instagram pada Pemilihan Anggota Legislatif tahun 2024. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi terhadap aktivitas politik yang dilakukan melalui akun Instagram Ketua DPRK terpilih. Analisis data dilakukan secara induktif untuk mengungkap pola dan makna yang terkandung dalam strategi pemasaran politik yang dijalankan. Hasil/Temuan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pemasaran politik Arafat Ali terbagi ke dalam tiga pendekatan: push marketing melalui publikasi kegiatan sosial, keagamaan, dan pelayanan masyarakat; pull marketing dengan konten yang menarik dan interaktif untuk membangun kedekatan emosional; serta pass marketing yang melibatkan tokoh-tokoh kunci dan jaringan relawan digital. Data menunjukkan adanya peningkatan interaksi sebesar 38% selama masa kampanye dengan dominasi pemilih muda berusia 17–30 tahun, dan 85% konten unggahan memiliki pesan politik yang dikemas secara personal. Strategi digital ini berkontribusi besar terhadap keberhasilannya memperoleh suara terbanyak di Daerah Pemilihan 3 dan kembali terpilih sebagai Ketua DPRK. Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan media sosial secara strategis tidak hanya meningkatkan keterhubungan antara kandidat dan pemilih, tetapi juga menjadi solusi efektif di tengah keterbatasan kampanye langsung, sekaligus mengisi kesenjangan komunikasi politik di wilayah yang sebelumnya minim sentuhan digital dalam arena demokrasi lokal. Kata Kunci: Pemasaran Politik, Media Sosial, Pemilu, Strategi Komunikasi.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | J Political Science > JA Political science (General) |
Depositing User: | Politik Indonesia Terapan |
Date Deposited: | 16 Jul 2025 06:44 |
Last Modified: | 16 Jul 2025 06:44 |
URI: | http://eprints.ipdn.ac.id/id/eprint/21721 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |