Anggraini, Ratih Latifah and fahlevvi, mohammad rezza (2025) ANALISIS PENGEMBANGAN EKOSISTEM DIGITAL DALAM TATA KELOLA EKONOMI DIGITAL DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Other thesis, IPDN.
|
Text
Repository_Ratih Latifah A_32.0494.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
ABSTRACT Problem (Gap): The digital economy has become a crucial aspect of economic development, where the utilization of information and communication technology (ICT) is key to enhancing efficiency, inclusivity, and regional competitiveness. The Special Region of Yogyakarta (DIY) serves as a national smart province pilot project, with high internet penetration and digital literacy index. This is further supported by its potential in culture, tourism, and education sectors. These factors provide DIY with significant opportunities for developing a robust digital ecosystem. The development of a digital ecosystem is essential as a foundation to support sustainable digital economic growth. However, there is still a lack of empirical studies that measure the extent to which digital ecosystem development supports digital economic governance in DIY. A digital economic governance framework is needed as a guide for regional policymaking that aligns with the social, cultural, and economic characteristics of DIY. Purpose: The main objective of this study is to analyze the development of the digital ecosystem in the governance of the digital economy by the DIY regional government and to identify the existing challenges and opportunities. Method: This study uses a descriptive qualitative approach with data collected through interviews with nine informants, observations, and documentation. Data analysis was carried out through data reduction, data presentation, and drawing conclusions using NVivo 12 software. Findings:The research findings show that the digital ecosystem in DIY has experienced positive development. This is evidenced by various initiatives from the DIY government such as the digitalization of MSMEs through the Sibakul Jogja platform, internet infrastructure development, and penta-helix collaboration. The main challenges in developing the digital ecosystem lie in the uneven distribution of digital marketing skills among MSME actors and limited community participation in the implementation of payment gateways. Despite these challenges, there are still significant opportunities for digital ecosystem development, supported by strong local potential, high internet penetration, and the availability of IT talent from leading universities. Conclusion: The study concludes that the development of the digital ecosystem in DIY is progressing well while addressing the existing opportunities and challenges. Effective digital economic governance requires synergy among digital elements and stakeholders in order to foster inclusive and sustainable economic growth. Keywords : Digital Ecosystem, Governance, Digital Economy ABSTRAK Permasalahan (GAP): Ekonomi digital menjadi salah satu aspek pembangunan ekonomi, dimana pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi menjadi kunci untuk meningkatkan efisiensi, inklusivitas, dan daya saing daerah. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai pilot project smart province nasional dengan tingkat penetrasi internet dan indeks literasi digital yang tinggi. Didukung dengan potensi yang dimiliki dalam bidang budaya, pariwisata dan pendidikan. Provinsi DIY memiliki peluang besar dalam pengembangan ekosistem digital. Adapun pengembangan ekosistem digital menjadi sangat krusial sebagai landasan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital yang berkelanjutan. Namun, masih minimnya kajian empiris yang mengukur sejauh mana pengembangan ekosistem digital yang mendukung tata kelola ekonomi digital di DIY. Kerangka kerja tata kelola ekonomi digital digunakan sebagai panduan pengambilan kebijakan daerah yang disesuaikan dengan karakteristik sosial, budaya dan ekonomi DIY. Tujuan: Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis pengembangan ekosistem digital dalam tata kelola ekonomi digital oleh Pemda DIY serta mengidentifikasi tantangan dan peluang yang ada. Metode: Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara kepada 9 informan, observasi, dan dokumentasi. Analisis data melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan menggunakan alat bantu software NVivo 12. Hasil/Temuan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekosistem digital di DIY menunjukkan perkembangan yang positif. Dibuktikan dengan berbagai inisiatif Pemda DIY mengembangkan digitalisasi UMKM melalui platform Sibakul Jogja, pembangunan infrastruktur internet, serta kolaborasi penta helix. Tantangan pengembangan ekosistem digital terletak pada pemerataan keterampilan digital marketing bagi pelaku UMKM serta partisipasi masyarakat pada implementasi payment gateway. Meskipun terdapat tantangan, peluang besar pengembangan ekosistem digital tetap terbuka lebar. Seiring dengan adanya potensi lokal yang dimiliki DIY didukung dengan penetrasi internet yang tinggi serta tersedianya talent pool di bidang IT melalui perguruan tinggi ternama. Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini yaitu pengembangan ekosistem digital DIY telah berjalan baik dengan tetap memperhatikan peluang dan tantangan yang dihadapi. Tata kelola ekonomi digital yang efektif memerlukan sinergi antar elemen digital dan pemangku kepentingan guna menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Kata Kunci : Ekosistem Digital, Tata Kelola, Ekonomi Digital
| Item Type: | Thesis (Other) |
|---|---|
| Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
| Divisions: | Campus > IPDN Kampus Jatinangor |
| Depositing User: | Teknologi Rekayasa Informasi Pemerintahan FMP |
| Date Deposited: | 22 May 2025 00:30 |
| Last Modified: | 22 May 2025 00:30 |
| URI: | http://eprints.ipdn.ac.id/id/eprint/21424 |
Actions (login required)
 |
View Item |
