COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM MENANGANI STUNTING MELALUI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERKUALITAS DI KELURAHAN BENUA MELAYU LAUT KOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Rahmadiani, Nuansa Fitri and Faisal, Muhammad (2024) COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM MENANGANI STUNTING MELALUI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERKUALITAS DI KELURAHAN BENUA MELAYU LAUT KOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT. Other thesis, IPDN.

[img] Text
NUANSA FITRI RAHMADIANI_31.0601_COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM MENANGANI STUNTING MELALUI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERKUALITAS DI KELURAHAN BENUA MELAYU LAUT KOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT.pdf

Download (911kB)

Abstract

ABSTRACT Problem Statement/Background (GAP): The author's focus in this research is on implementing a collaborative process in handling stunting through the Quality Family Village Program in the Benua Melayu Laut Subdistrict, Pontianak City. The high prevalence rate of stunting in Benua Melayu Laut Subdistrict is greater than in Pontianak City and South Pontianak District. Purpose: This research aims to find out and analyze collaborative governance in dealing with stunting through the Quality Family Village Program in Benua Melayu Laut Subdistrict, Pontianak City and to find out and analyze the inhibiting factors. Method: This research uses a qualitative descriptive approach with data collection techniques through interviews, observation and documentation. Data analysis was carried out by data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The analysis of this research uses the collaboration process theory according to Ansell and Gash which consists of 5 (five) dimensions. Result: The author's findings in this research are that collaboration between stakeholders has been established quite well and has resulted in positive changes, but collaboration with the private sector is still tentative. In this research, it was found that the obstacles were the lack of public awareness, people's habits which tended to prefer practical things, the involvement of the person responsible for each stakeholder in each meeting was still lacking, and the budget was felt to still not meet needs. Conclusion: The collaboration carried out by the government, the private sector and the community in the context of handling stunting through the Quality Family Village Program in Benua Melayu Laut Subdistrict has gone quite well because in its implementation there have been regular meetings held where these meetings have resulted in a joint commitment and the same understanding in between stakeholders. Regarding trust between stakeholders, it has also been built because there are regular reports submitted and the community itself knows the personalities of the representatives of each party who go to the field. Furthermore, the results of the implementation of the Quality Family Village Program in Benua Melayu Laut Subdistrict have shown changes in a positive direction, marked by a reduction in the number of stunting cases. Keywords: Collaborative governance, Stunting, Quality Family Village ABSTRAK Permasalahan/Latar Belakang (GAP): Fokus penulis dalam penelitian ini yaitu pada pelaksanaan proses kolaborasi dalam menangani stunting melalui Program Kampung Keluarga Berkualitas di Kelurahan Benua Melayu Laut Kota Pontianak. Tingginya angka prevalensi stunting di Kelurahan Benua Melayu Laut yang angkanya lebih besar daripada Kota Pontianak dan Kecamatan Pontianak Selatan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis collaborative governance dalam menangani stunting melalui Program Kampung Keluarga Berkualitas di Kelurahan Benua Melayu Laut Kota Pontianak serta mengetahui dan menganalisis faktor penghambatnya. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Analisis penelitian ini yaitu menggunakan teori proses kolaborasi menurut Ansell dan Gash yang terdiri dari 5 (lima) dimensi. Hasil/Temuan: Temuan penulis pada penelitian ini adalah kolaborasi di antara stakeholder sudah terjalin dengan cukup baik dan telah menghasilkan perubahan kea rah psoitif, tetapi terkait dengan kolaborasi dengan pihak swasta masih bersifat tentatif. Adapun dalam penelitian ini ditemukan bahwa yang menjadi hambatan adalah minimnya kesadaran masyarakat, kebiasaan masyarakat yang cenderung menyukai hal praktis, keterlibatan penanggungjawab setiap stakeholder dalam setiap pertemuan yang masih kurang, serta anggaran yang dirasa masih belum memenuhi kebutuhan. Kesimpulan: kolaborasi yang dilakukan oleh pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam rangka penanganan stunting melalui Program Kampung Keluarga Berkualitas di Kelurahan Benua Melayu Laut sudah berjalan dengan cukup baik karena pada pelaksanaannya sudah ada pertemuan rutin yang dilakukan dimana pertemuan tersebut menghasilkan sebuah komitmen bersama dan pemahaman yang sama di antara stakeholder. Perihal kepercayaan antar stakeholder juga sudah terbangun karena adanya laporan berkala yang disampaikan dan pihak masyarakat sendiri mengenal pribadi dari perwakilan setiap pihak yang turun ke lapangan. Selanjutnya hasil dari pelaksanaan Program Kampung Keluarga Berkualitas di Kelurahan Benua Melayu Laut ini sudah menunjukkan perubahan kea rah yang positif yang ditandai dengan berkurangnya jumlah kasus stunting. Kata Kunci: Collaborative governance, Stunting, Kampung Keluarga Berkualitas

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions: Campus > IPDN Kampus Jatinangor
Depositing User: Pembangunan Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat FPP
Date Deposited: 31 May 2024 03:30
Last Modified: 31 May 2024 03:30
URI: http://eprints.ipdn.ac.id/id/eprint/17126

Actions (login required)

View Item View Item