Lestari, Erika Aulia (2023) OPTIMALISASI PROGRAM PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN DI DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK DAN PENGENDALIAN PENDUDUK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Other thesis, IPDN.
|
Text
ErikaAuliaLestari_30.0754_OPTIMALISASI PROGRAM PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN DI DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK DAN PENGENDALIAN PENDUDUK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.pdf Download (403kB) | Preview |
Abstract
ABSTRACT Problem Statement/Background (GAP): Young marriage is a significant problem in Indonesia, including in the Province of the Special Region of Yogyakarta (DIY). In this context, this study aims to optimize the Marriage Age Maturity Program implemented by the Office of Women's Empowerment, Child Protection, and Population Control in the Special Province of Yogyakarta by taking Sleman Regency as the main research object. In addition, in Sleman Regency, the number of cases of underage marriages by applying for dispensation of child marriage is still relatively high, this will result in problems in various aspects, such as increased divorce rates, families with the potential risk of stunting, complications and babies born to mothers under 20 years are more vulnerable die. Purpose: The purpose of this research is to find out the optimization of the Marriage Age Maturity Program, to explain the high rate of unwanted pregnancies, and to describe the agency's efforts to deal with unwanted pregnancies in Sleman Regency. Method: The research method used is descriptive qualitative research method. The process of collecting data using interview techniques, observation and documentation. The theory used in this thesis is the optimization theory put forward by Hotniar Siringoringo, 2005. In this theory, implementation is measured through 3 (three) indicators, namely goals, decision alternatives, and limited resources. Results: The results of this study indicate that the implementation of the Marriage Age Maturity program in reducing child marriage rates is quite good. However, there are several obstacles, namely the availability of the budget, the lack of community participation and the lack of understanding of the importance of maturing the age of marriage. Conclusion: The implementation of the Marriage Age Maturity program in reducing the marriage rate at a young age in Sleman Regency has been going quite well, this is because the obstacles that occur can be handled by the Women's Empowerment, Child Protection and Population Control Service. In order to improve the quality of the implementation of the Maturity Age for Marriage program, it is recommended to take advantage of cross-sector collaboration, develop education and training activities to increase skills and independence and create a conducive environment for maturing marriage age. Keywords: Optimization, Maturing marriage age program, DP3AP2 ABSTRAK Permasalahan/Latar Belakang (GAP): Perkawinan usia muda menjadi salah satu permasalahan yang signifikan di Indonesia, termasuk di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dalam konteks tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan Program Pendewasaan Usia Perkawinan yang dilaksanakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan mengambil Kabupaten Sleman sebagai objek penelitian utama. Selain itu di Kabupaten Sleman sendiri jumlah dari kasus perkawinan dibawah umur dengan mengajukan dispensasi kawin anak masih relative tinggi hal ini akan mengakibatkan masalah di berbagai aspek berupa tingkat perceraian meningkat, keluarga berpotensi resiko stunting, komplikasi serta bayi yang lahir dari ibu dibawah 20 tahun lebih rentan meninggal. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui optimalisasi Program Pendewasaan Usia Perkawinan, menjelaskan faktor tingginya angka kehamilan yang tidak diinginkan, dan mendeskripsikan upaya dinas dalam menangani angka kehamilan yang tidak di inginkan di Kabupaten Sleman. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Proses pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori optimalisasi yang dikemukakan oleh Hotniar Siringoringo, 2005. Dalam teori ini, pelaksanaan diukur melalui 3 (tiga) indikator yaitu tujuan, alternatif keputusan, dan sumber daya yang dibatasi. Hasil/Temuan: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan program Pendewasaan Usia Perkawinan dalam penurunan angka perkawinan pada usia anak sudah cukup baik. Namun, terdapat beberapa hambatan yakni ketersediaan anggaran, kurangnya peran masyarakat dan kurangnya pemahaman tentang pentingnya pendewasaan usia perkawinan. Kesimpulan: Pelaksanaan program Pendewasaan Usia Perkawinan dalam penurunan angka perkawinan pada usia muda di Kabupaten Sleman telah berjalan dengan cukup baik, hal ini dikarenakan hambatan yang terjadi dapat ditangani oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Dan Pengendalian Penduduk. Guna meningkatkan kualitas pelaksanaan program Pendewasaan Usia Perkawinan, disarankan untuk memanfaatkan kerjasama lintas sektor, mengembangkan kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan kemandirian serta menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pendewasaan usia perkawinan. Kata Kunci: Optimalisasi, Program pendewasaan usia perkawinan, DP3AP2
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Campus > IPDN Kampus Jatinangor |
Depositing User: | Studi Kependudukan dan Catatan Sipil FPM |
Date Deposited: | 07 Jun 2023 03:46 |
Last Modified: | 07 Jun 2023 03:46 |
URI: | http://eprints.ipdn.ac.id/id/eprint/13676 |
Actions (login required)
View Item |